Motivator terbaik 2002
( Jakarta, HPA News, 5 Oktober 2002 ).

Tak seperti hari-hari sebelumnya, kini Mang Chandra tak lagi bermotor ria – yang lama jadi ciri khasnya, Erwin Chandra Kelana. Kok bisa? Kini, Abu Fikri ini punya satu tunggangan baru, minibus 1500 cc, biru tua, yang dibeli dari hasil tabungan bonus HPA selama beberapa bulan terakhir. “Alhamdulillah, dari tabungan bonus HPA selama beberapa bulan ini saya bisa membeli mobil ini,” ungkap suami Siti Masitoh ini.

Dengan mobil ini, Chandra berharap aktifivitasnya kian gesit dan maksimal. “Kendala saya selama ini juga makin dapat teratasi,” jelasnya. Termasuk kegiatan mengajarnya di SMU Yasfi (Yayasan Fisabilillah) Kampung Sawah. Soalnya, profesi guru baginya satu tugas mulia. “Saya sangat memperhatikan masalah pendidikan. Sulit bagi saya untuk meninggalkan profesi ini,” kata Chandra. Terlebih, seorang kerabat dekatnya selama ini mempercayakannya untuk mengelola satu usaha warnet di kawasan bisnis Jl. Margonda raya 492 B, Depok. Bisa dibayangkan, betapa sibuknya bapak dua anak ini menggeluti rutinitasnya. Sehingga tak heran jika ia pernah satu kali off dari HPA.

Apa komentarnya tentang bisnis HPA? “Alhamdulillah, HPA sungguh menjanjikan dan saya cukup puas,” papar laki-laki yang mulai menekuni kembali HPA sejak 1 Januari 2001. Chandra mengibaratkan bisnis ideal seperti membangun sebuah kapal, yang dapat dimasuki banyak orang. Sedangkan bisnis konvensional, hanya dimasuki segelintir orang.

“Itu sebabnya, saya ingin HPA dapat tersebar luas sampai ke luar pulau Jawa dan dimasuki siapa saja,” jelas jebolan Sarjana Teknik UI -- yang kini lebih senang dijuluki Sarjana Tabib ini. Meski kegiatannya seabrek, ia serius menekuni HPA. Ini dibuktikan dengan bonusnya yang kian menanjak. “Bonus saya relatif. Tapi alhamdulillah, dari tabungan bonus HPA saya bisa beli mobil, kok,” jelas Chandra merendah. Kini jaringannya -- dinamai Herba Kelana Grup -- ada sekitar 2500 orang, satu jumlah yang amat potensial.

Apa kiatnya? Dalam mengembangkan jaringan, Chandra punya filosofi petani dalam bekerja. Pertama, selalu optimis, walaupun baru menuai panen 3 atau 4 bulan ke depan. “Selama penantian, kemungkinan apa pun dapat terjadi, tapi petani tetap optimis.” Kedua, kontinyuitas kerja. Meski sedikit waktu yang diluangkan untuk bekerja, tapi ia tetap terus bekerja. Tak pernah berhenti. Ketiga, untuk menghasilkan panen yang baik, petani harus memupuk tanamannya. Maka, wajar jika pada Milad II 14 Juli 2002 lalu, Chandra mendapat tiga anugerah prestasi sekaligus, yakni: Motivator terbaik, Pengurus jati terbaik dan Distributor top ten. Bahkan, bulan November 2002 ini, ia meraih peringkat Pengarah Jati Emas (PJE)! Lantaran, ada dua downline-nya, yang jadi Pengarah Jati (PJ). Selamat! Moga-moga tambah bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan-Nya. Amin.

Distributor of The Year
( Jakarta, HPA News, 5 Oktober 2002 ).

Suami Endang Sulistiyawati, S.Pd. ini dikaruniai 2 anak, Hana Mufida (1.5) dan Huwida Nur As-Syifa Muarida (5 bulan). Nama anak kedua inilah yang mengilhami Bagus, mendirikan satu grup dalam jaringannya, HAI (Herba As-Syifa Indonesia). Grup yang dibentuk atas dukungan sekitar 1000 downline dan juga dorongan dari Pengarah Urusan 1 dan 2, serta staf HPA Indonesia. Grup HAI ini yang telah membawanya ke posisi bonus 6 kali dari gajinya mengajar pada Maret ’02 dan 12 kali pada Juni ’02, atau sekitar Rp 10 juta!

Awal di HPA

Tadinya Bagus mengira menjalankan HPA, sulit. Saat pertama bertemu sahabatnya, M. Iwan S.Pd., Sep. 2000, Bagus diajak gabung di HPA, saat itu ia menolak. Namun, Iwan tidak bosan-bosan mengajak Bagus. Setelah Iwan menjelaskan, bahwa HPA adalah MLM syariah, akhirnya 15 Maret, ia masuk HPA. Bulan pertama, ia ikut “Safari Presentasi HPA”, yang dipimpin Iwan, ke Purwokerto dan sekitarnya. Di sinilah Bagus mulai belajar. Dari teknik bicara dan gerak presentasi. Komitmen awal Bagus adalah “berpikir positif dan yakin”. Maka, wajar jika di bulan ke-2, April 2001, ia mampu merekrut 50 anggota, sekaligus meraih pangkat Pengurus Melati (PLX), dengan bonus Rp 765.300,- Prestasi awalnya diukir pada sejarah HPA Indonesia, dalam acara Milad I, di hotel Presiden, 14 Juli 2001. Ia meraih top twenty. Bagus melesat menuju kecemerlangan sebagai distributor. Sejak itulah ia memantapkan diri, fokus di MLM syariah HPA. Terasa sekali, dalam dirinya ketika membandingkan usaha di HPA ini, tidak sesulit ketika ia masih mengelola konveksi, 1997-1999.

Semangat berlipat-lipat

Bulan berikut, arek Madiun 8 Juni 1975 ini, kian berapi-api menjalankan usaha di HPA. Berbagai program di HPA seperti: Intiba (Institut Latihan Herba Al-Wahida), pelatihan agen stok dan insentif tur ke Malaysia, diikuti serius sambil selalu berpikir positif dan yakin. Man jadda wajada, pepatah Arab, barangsiapa bersunggguh-sungguh, maka pasti mendapatkan. Benar saja, Oktober ia menyabet penghargaan tur ke Malaysia, gratis. Ingat! Bonusnya terus meroket, selaras dengan semangatnya.

Kiat sukses

Ada 5 kunci Bagus untuk membuka pintu kesuksesan:

1. Meluruskan niat, kuatkan azam.
2. Belajar pada upline yang sukses
3. Tidak mudah putus asa
4. Berpikir positif
5. Berdoa dan yakin pada rezki Allah.

Kesan pesan

Bagi peniaga HPA, Bagus mengingatkan bahwa kegagalan ada pada saat kita tidak dapat merekrut atau menjual. “Kegagalan sebenarnya adalah pada saat kita telah putuskan untuk berhenti dan putus asa dari rezki Allah.” ”Yakinlah, jika kita tekuni usaha di HPA kurang lebih 3 tahun, kita akan meraih penghasilan di atas Rp 10 juta, insya Allah!” kata Bagus optimis. Kepada Al-Wahida, HPA News dan PT Garmaputra Gestraco, ia pun mengucapkan banyak terima kasih, jazakumullah khairan katsira atas kerja samanya dan semoga kita kian peka terhadap kritik dan saran dari para leader dan distributor,” tambahnya.
(Bagus Hernowo, S.Pd, HPA News 02/2002)